MEREKAM LINTASAN-LINTASAN PENGALAMAN DARI & KE DALAM KATA & GAMBAR

The Cruel Radiance: Photography and Political Violence – Linfield

By Danang W. Nugroho / April 23, 2012 / PUSTAKA FOTOGRAFI

Melalui The Cruel Radiance, Linfield berniat untuk menambahkan — atau mengoreksi — sesuatu hal penting di dalam karya Sontag, On Photography. Linfield tertarik untuk mendiskusikan kemampuan foto dalam memunculkan moral manusia sama seperti para pemikir fotografi terdahulu: Sontag, Barthes, dan Berger.

Linfield ingin mengetahui apa yang foto-foto kekerasan ingin katakan — atau gagal katakan — kepada manusia dalam hubungannya dengan demokrasi dan perdamaian. Alih-alih melihat foto kekerasan untuk direfleksikan, foto-foto tersebut cenderung untuk dihindari atau disembunyikan. Studi Linfield ini berangkat dari pengalaman hidupnya waktu kecil, dimana ia dikejutkan dengan buku fotografi mengenai kekejaman Nazi. Kilasan-kilasan foto yang terkandung di dalam buku tersebut selalu muncul di dalam ingatannya dan menuntunnya untuk melihat dunia secara berbeda. SELANJUTNYA..

Blog di WordPress.com.

Kilasan-kilasan yang telah lalu sering muncul tak tentu arah dan waktu ketika manusia dengan kemampuannya mengamati atau mempelajari sebuah teks tertentu -- baik itu teks tertulis maupun teks gambar. Kilasan-kilasan ini sering serupa dengan debu-debu yang tertiup angin, namun tidak jarang kilasan-kilasan ini merupakan "sesuatu" yang mampu meninggalkan jejak-jejak traumatis di alam kesadaran manusia. Jejak-jejak kilasan bekerja di dalam kedalaman jiwa dan oleh karenanya mereka memiliki kapasitas untuk menghentikan dan (kemudian) menggerakkan polah manusia. Tidak berani dan bermaksud untuk berteori, saya menamakan jejak-jejak kilasan ini sebagai lintasan-lintasan kesadaran atau untuk kerennya: trajectories. Trajectories tidak dapat terbentuk oleh teks-teks yang biasa. Mereka hadir dan membekas hanya karena detil-detil tertentu dari sebuah teks yang "hidup karena menghidupkan", dan coraknya sangat subyektif sesuai dengan pengalaman yang pernah berlalu oleh masing-masing manusia. Dengan kata lain, biasa bagi orang lain belum tentu biasa bagi diri sendiri. Berangkat dari segala keterbatasan dalam membaca literatur: "On Photography", "Camera Lucida", dan "The Cruel Radiance", saya tertarik untuk menyusun sebuah page dengan pendekatan fenomenologis yang saya namakan TRAJECTORIES. TRAJECTORIES memiliki tujuan untuk mempertemumukakan pengalaman individual dalam bentuk teks tertulis kepada teks gambar (fotografis), dan sebaliknya. Oleh karenanya, saya mengundang sharing pengalaman Anda dalam mempelajari kedua macam teks tersebut, dan kontribusi ini dapat berupa karya tulis ataupun karya fotografi. Semoga dapat berkenan bagi Anda sekalian.